Wednesday, November 23, 2011

Duh.... Gavin alergi banyak makanan. Hiks hiks



Seperti halnya Damar, aku gagal lagi kasih ASI eklusif ke Gavin. Sebetulnya Gavin pandai minum ASInya, dia langsung mau menghisap. Sempat dapat colustrum dan sedikit asi. Tapi Gavin memang "drembo" minumnya langsu 60 cc habis sekali tegak even masih umur beberapa hari. Mantab!!!.... wal hasil asi ku tetap tidak ngejar dan Gavin mulai lebih menikmati minum formula.

Minum susu formula lah awal dari diketahuinnya dia alergi banyak hal. Umur 2 minggu, Gavin mulai mengenal susu sapi....tanpa ku sadari kok gavin mulai muncul ruam2 merah diwajah. ku pikir ini karena asi yang tidak dielap. Aku mulai rajin2 mengelap setiap netekin walau hanya sedikit keluarnya. Gavin mulai lebih banyak minum susu sapi dan merah2 di mukannya nambah banyak. Dia pun menjadi rewel.... gampang menangis, maunya tidur dalam timangan. tidur gak jenak, pokoknya beda banget sama mas Damar yang anteng bgt boboknya di 2 bulan pertamanya.

Aku mulai mencari tahu tentang penyebab merah2 wajah yang gak berhenti2, dan mulai mencurigai sebagai alergi susu. ketika konsultasi ke dokter, dokter menyarankan minum susu HA tapi rasanya tidak enak dan pahit, dikawatirkan anak tidak menyukainnya.
Tapi aku mulai mencoba susu HA dengan berbagai merk, ternyata masih merah pula... hilang sebentar trus merah lagi. Aku pun mulai beralih menggantinya dengan susu soya, awalnya hilang merah2nya tapi kemudian setelah beberapa hari mengkonsusmsi eh merah2 timbul lagi. sedih deh liatnya.... baby ku yang ganteng jadi merah2 dan suka rewel.

Sampai akhirnya aku menemukan merk dan perpaduan komposisi yang dianggap cukup pas sehingga Gavin tidak merah2 lagi. Susu HA dicampur dengan Soya sedikit. Hal ini membuat gavin cukup terbebas dari gangguan merah2 dan gatal... tidurnya menjadi nyenyak dan tidak rewel lagi.

Ketika Gavin berumur hampir enam bulan, mulai diberikan MPSI, awalnya aku belikan bubur milna dan tinggal sedu. Habis makan kok gak lama timbul merah2 lagi. Wah mungkin ada susu sapinya. Lalu aku ganti pakai tepung gasol yang dimasak dan dicampur susunya.
Cukup berhasil, gavin bisa makan tanpa merah2. ketika makan buah (pisang dan pepaya) dia lahap juga. Senang liatnya. Gavin itu makanya menyenangkan dan gampang. Juga mau mengunyah makannya. Sementara Damar uh... suka mengemut makanan dan gak mau ngunyah. Sampe umur mau 3 tahun Damar masih sukannya makanan kuah dan lembek, juga tidak mengenal snack2. Bagus juga sih gak pernah jajan. xixixi

Masalah mulai timbul ketika Gavin mulai dikenalkan berbagai macam makanan, yang sedihnya hampir seluruhnya membuat dia bentol2 merah. hiks. Makan sayur kacang2an, buah alpukad dan telur ayam/ayam kampung pun merah2. Juga makan tahu dan tempe yang dicampurkan pada timnya. Waduh makan apa dong anakku. Hanya sayur hijau, wortel, tomat dan umbi2an dianggap aman buat gavin. protein dari daging sapi sesekali diberikan dan tidak berani kerap2 takut merah2.

Gavin ku coba makan buah yang lebih variatif... kubuatkan pure apel/pir yang dikukus dulu eh besoknya tangannya merah2 parah.... hiks sedihnya. Yang membuat tambah sedih, gavin makan roti basah juga langsung merah2..... mungkin dia juga alergi gandum. Wadau2.....

Tapi dibalik keribetan jenis makan Gavin yang berdampak alergi ini, kami sekeluarga bersyukur. Gavin tumbuh menjadi baby yang sehat, lucu dan lincah. Berat tubuhnya diatas rata2 anak seumurnya kalo gak boleh dibilang kegendutan xixixi, tapi tinggi tubuhnya juga lumayan. Kayanya lebih tinggi dari Damar pada perbandingan umur yang sama.

Gavin juga sudah pandai berinteraksi dengan sekitar, menirukan gaya kala dinyanyikan topi saya bundar, bertepuk tangan dan menunjuk2 kalau minta sesuatu. Umur 10 bulan sudah mau belajar jalan dan mau titah2. Pokoknya gak mau diam deh kalo gak tidur.

Dilain pihak, Gavin juga sudah suka berebut mainan dan perhatian dengan mas Damar. Kalau tidak diperhatikan, Gavin juga akan menangis dan minta digendong. Wal hasil bapaknya menjadi rebutan keduannya dan Gavin sudah berani memukul mas Damar lho.... Wadaw2 siap2 sarung tinju deh.

No comments:

Post a Comment